Wahai suami, saat istrimu marah, ia belum tentu kesal.
Ia hanya sedang butuh pengertian. Berikan ia pengertian, bukan malah kemarahan.
Saat istrimu menangis, ia belum tentu bersedih.
Terkadang ia hanya butuh pelukan. Pelulkah ia. Cium keningnya. Agar tenang hatinya.
Saat istrimu cemberut, ia belum tentu kecewa.
Ia hanya butuh perhatian. Berilah ia perhatian. Syukur-syukur, uang belanjanya ditambah.
Saat istrimu cemburu, ia belum tentu iri.
Ia hanya butuh pujian. Berilah ia pujian agar ia merasa berharga. Syukur-syukur, tambahlah anggaran untuk ia berdandan.
Saat istrimu menolak, ia belum tentu tak mau.
Ia hanya butuh rayuan dan bujukan. Keluarkan rayuan mautmu. Bisikkan kata-kata indahmu, di telinganya.
Saat istrimu lelah, ia belum tentu merasa capek.
ia hanya butuh diajak jalan-jalan. Ajak ia ke taman. Ke mal. Atau piknik ke pantai.
Saat istrimu sakit hati, ia belum tentu terluka.
Ia hanya butuh belaian. Berikan belaian terbaikmu.
Namun... saat istrimu tersenyum, ia belum tentu setuju.
Bisa jadi ia sedang berusaha mengerti kehendakmu yang sulit dimengerti.
Saat istrimu tertawa, ia belum tentu bahagia.
Bisa jadi ia sedang berusaha membahagiakan suaminya dengan tawa dan kegembiraannya. Bersyukurlah.
Saat istrimu diberi hadiah, ia belum tentu senang.
Bisa jadi ia sedang berusaha untuk menghargai pemberianmu, setak berharga apa pun.
Saat istrimu terlihat tegar, ia belum tentu kuat.
Bisa jadi ia sedang mencoba untuk bertahan menghadapi ujian sebagai bukti kecintannya, sebagai bukti kesetiannya, kepadamu.
Saat istrimu mengerjakan perintahmu,, belum tentu sesuai keinginannya.
Bisa jadi ia sedang berusaha untuk menjadi istri yang taat kepada suaminya.
Wahai para suami atau calon suami,
Pahami lebih dalam pisikologi pasanganmu.
Karena bisa jadi ada makna di balik setiap kata dan ekspresinya, Ini bukan masalah tidak adanya ketulusan dan keikhlasan.
Namun belajarlah memahami tabi'at seorang wanita yang rela mengorbankan sisa usianya bersamamu.